Oleh : Ludger S

 

IMG-20170321-WA0011Bulan September Oktober merupakan musim kemarau diseputaran Lepembusu Kelisoke. Akan tampak kekeringan diwilayah dengan 13 desa ini. Kabut tebal menyelimuti alamnya disetiap pagi, siang dan sore hari. Suhu alam bahkan mencapai 90C pada malam hari. Wilayah Lepkes umumnya sangat tepat disebut dengan Negeri diatas Awan.
13 desa = Lepkes, kumpulan orang yang tidak sombong, baik hati, pekerja keras & kompak slalu. Detuara ada Detulate, Rutujeja ada Wolofai & Birijo, Taniwoda ada Ratenggoji, Fatandopo, Detuhi, Sagapare, Nuabaru, Nuawika. Lisekuru ada Mbe’indori, Detuwaru, Langgaria, Wolola. Ngenggarongge ada Keriselo, Nualeta. Tanalangi ada Tanamite, Paubewa, Detubela, Detuhelo. Kuru Sare ada Mokeobo, Watukali, Nuabaru. Kuru ada Nua Nilu, Kedo, Lowoluku, Faipanda, Watuseso, Warundari. Ndikosapu ada Pisa, Tana Au. Mukureku Sa Ate ada Balelamba, Nuabaru, Rawusuja, Wolowia, Detuelu. Mukureku ada Mukureku & Detuelu. Nggumbelaka ada Peibenga, Wololele. Wologai Timur ada, Wolobewa, Tengabo, Nua Kebe, Sokoloo.
Keluarga dan saudara kita sangat banyak, sangat luas. Kita berada diantara gunung Lembepusu & gunung Kelisoke. Tentang budaya kita punya clean suku : Unggu : (Ndikosapu, Wologai Timur, Wolowia)
Wologai : (Mukureku, Detuelu, Balelamba, Peibenga, Wololele, Nua Kebe) Moni : Kuru, Kuru Sare, Ndenggarongge. Lise : Taniwoda, Tanalangi, Lisekuru Mbengu : Rutujeja, DetuaraMiniatur Ende ada di kita. Karena sebagian besar suku di Ende ada di kita kecuali Ende & Nage.
Dari topografi kita punya jalur “Trisula” yang memisahkan wilayah diantara jurang terjal dan tebing tinggi. Gagang Trisula ada di jalur masuk Wologai Timur
Jalur Kiri (utara) dari Nggumbelaka menuju wilayah Mukureku, Mukureku Sa Ate & Ndikosapu.
Jalur tengah dari Nggumbelaka menuju Kuru, Kurusare, Tanalangi
Jalur Kanan (Selatan) dari Nggumbelaka menuju Ndenggarongge, Lisekuru, Taniwoda, Detuara, Rutujeja.
Yah, kita di Lepkes punya banyak kekhasan. Dua gunung kebanggaan Lepembusu dan Kelisoke yang menjadi satu dalam kecamatan, mempunyai kisah lampau sejarah terbentuknya berbagai clean budaya yang tersebar di 13 desa bahkan di kabupaten tercinta, Ende.
Kekhasan lain ketersediaan jenis makanan lokal yang sulit didapat didaerah lain. Jewawut, jagung solor, dan jenis lainnya masih terpelihara dan dibudidayakan secara turun temurun walaupun dengan tradisional. Kayaknya kita harus merubah cara melanjutkan warisan leluhur, tidak hanya untuk konsumsi sehari-hari terapi juga untuk sumber pendapatan. Nah, butuh komitmen bersama tuh, biar serentak dibeberapa desa sehingga mampu meningkatkan hasil produksinya.
Kekhasan lain, kita punya banyak wisata alam yang sangat, wahh. Yakin, siapa saja yang berkunjung ke wilayah Lepkes akan ajungkan jempol dengan wisata alam kita. Tapi kita belum mampu membuat saudara-saudara kita yang berkunjung jadi betah. Banyak kaum muda kita sudah mempromosikan wisata alam kita. Dengan ketersediaan anggaran yang langsung ke desa, sekiranya kita mampu menangkap peluang wisata menjadi sumber pendapatan yang berdampak pada peningkatan penerimaan desa ataupun dampak langsung pada masyarakat.
Di Nggumbelaka ada air terjun Muru Dhe Kale, di Mukureku ada view puncak Lepembusu, di Mukureku Sa Ate ada puncak dan view tanaman bonsait, di Ndikosapu ada Sombolou Lasugolo, di Kuru dan Kuru Sare ada pemandangan alam seperti di Eropa, di Tanalangi ada view cadas terjal jg air terjun, di Ndenggaronge ada pemandangan alam negeri di atas awan, di Lisekuru ada gunung Kelisoke, di Taniwoda khususnya Saga Pare kita bisa melihat semua wilayah Lepkes, di Detuara dengan pemandangan alam Pepa Keda, di Rutujeja kita bisa merasakan berjalan diatas awan. Masih banyak yang tidak disebutkan. Kaum muda sudah mengidentifikasikan kekhasan alam kita.
Sejak terbentuk kecamatan Lepkes tahun 2010 yang lalu, banyak dampak positif pembangunan yang kita rasakan. Akses antar desa telah dibuka, akses antar kampung telah dibuka, akses ke lahan pertanian telah dan sedang dibuka. Kita ucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Pusat dengan APBN, pemerinta Provinsi NTT dengan APBD I, pemerintah kabupaten dengan APBD II. Perlahan kita bangkit dan maju bersama. Semangat bahwa kita Ende, kita orang NTT dan kita Indonesia makin kuat terlukis disanubari kita masing-masing.
Dilihat dari kategori Wilayah, kita masih dalam batasan, “sangat terpencil”. Berapa lama lagi kita akan jadi, “terpencil? Pedesaan? Slogan leluhur, “no dhuke-dhuke, tahap demi tahap, step by step. Seiring berjalannya waktu, kita pasti bisa melangkah kearah yang lebih maju.
Semangat kebersamaan dalam solidaritas kekeluargaan tetap kita jaga dan kita wariskan kepada generasi penerus. Desa kita berbeda tetapi kita orang Lepkes. Masing-masing bidang pembangunan unjuk gigi dan bersinergis untuk membangun Lepkes tercinta.
Bidang Pendidikan kita sudah mempunyai TK/PAUD, SD, SMP/Satap. Output dari masing-masing sekolah tidak berbeda jauh dengan daerah lain. Kita mampu menjadi kompetitor. Bisa kita lihat putra putri kita ada yang terjun ke swasta, ada yang jadi TNI/Polisi, ada yang jadi ASN dan banyak lagi lainnya.
Bidang Kesehatan, kita sudah mempunya fasilitas kesehatan di desa masing-masing. Ada Pustu, Poskesdes. Kita sudah mempunyai Puskesmas di ibukota kecamatan yang siap melayani Rawat Jalan, Rawat Inap dan pelayanan penunjang lainnya.
Bidang Ekonomi, kita mempunya hasil unggulan komoditi kopi, kemiri, jambu mete, sedikit cengkeh. Unggulan hortikultura kita mempunyai jenis sayur-sayuran dan buah, kita mempunya hasil pangan lokal yang tidak ditemukan diwilayah lain. Kita punya mimpi yang besar bahwa suatu saat kita mampu menjadi masyarakat mandiri dengan pendapatan perkapita diatas standart daerah sangat terpencil. Mari kita dukung bersama terhadap wadah, oranganisasi, komunitas, dan kelompok apapun yang mengarahkan kita pada peluang-peluang yang berdampak pada peningkatan ekonomi. Beberapa desa sudah mempunyai pasar tradisional. Rutinitas pasar masih mingguan. Belum banyak pembeli yang datang.
Infrankstuktur. Nah ini yang harus kita indetifikasi bersama. Beberapa infrakstuktur harus kita perjuangkan terus. Lepkes harus punya pasar harian, tidak hanya pasar mingguan dengan jam aktif 1-2 jam. Lepkes haru mempunyai sarana dan prasarana olahraga sehingga mampu mengembangkan minat dan bakat generasi muda. Beberapa desa telah dibangun embung, embung mini. Itu belum cukup. Embung dibangun dengan dana yang cukup besar tetapi masih untuk menampung air. Kalaupun ada yang menggunakan air embung, masih pada lahan-lahan seputaran embung.